.quickedit{display:none;}
“KITA BERBISNIS,BERILMU,BERAMAL”

Tuesday, February 15, 2011

Tanda-Tanda Bos Egois

Ekonomi - / Rabu, 1 September 2010 09:03 WIB
Bingung karena sering merasa tertekan di kantor? Jangan selalu menyalahkan beratnya tugas yang diberikan, bos juga perlu diteliti lho, sebab bisa jadi, dialah sumber segala stres yang Anda rasakan.

Di kantor, di rumah, dalam lingkungan pergaulan, kita selalu bertemu dengan orang-orang yang suka semau gue. Ingin sukses tapi orang lain yang disuruh kerja banting tulang, ingin maju namun enggan bergerak. Apa bukan egois itu namanya? Untuk lebih mengenal secara spesifik atasan Anda, berikut kami jabarkan beberapa tanda yang bisa dibaca dari pribadi egois.

Mencegah Anda terbang

Bos yang egois biasanya sangat sensitif dengan pekerja fresh dan produktif yang berpotensi untuk 'menggigit tumit' mereka. Tak peduli secerdas apapun karyawannya, entah bagaimana si bos selalu menang. Jadi bila Anda menemukan diri bekerja sampai larut namun tak pernah diajak untuk menghadiri rapat penting, maka pertimbangkan lagi pekerjaan sebab bisa jadi bahwa sayap promosi Anda takkan pernah mendapat tempat untuk dikepakkan.

Mencuri pekerjaan

Benci disaingi apalagi dikalahkan oleh bawahannya, bos yang egois biasanya merampas acungan jempol yang semestinya pantas Anda terima. Anda yang berpikir keras, bos yang dapat tepuk tangan. Weleh...

Menjadikan Anda sebagai umpan

Anda bangga saat diangkat menjadi tangan kanan atasan (siapa yang tidak?). Namun masalahnya, kini Anda jugalah yang harus menangani semua 'pekerjaan kotor'nya. Mulai dari mem-PHK karyawan, menjadi pelampiasan klien yang marah-marah karena ulah bos, hingga bertanggung jawab menjelaskan masalah penundaan bonus bagi para karyawan yang sedang berdemo.

Memberi kesulitan baru

Oke, Anda sudah berhasil membuktikan integritas dan kini Anda dipercaya untuk menangani proyek besar. Masalahnya, bos hanya memberi Anda sedikit informasi tentang proyek tersebut dan Anda juga selalu diberi deadline yang sebenarnya mustahil untuk dipenuhi. Ditambah lagi, tim Anda bukanlah orang-orang yang bisa diajak kerjasama dengan baik.

Mengganggu akhir pekan

Entah bagaimana selalu saja ada cara si bos untuk membujuk Anda mengurusi kerjaan saat akhir pekan tiba. Mulai dari permohonan yang disampaikan dengan nada memelas hingga perintah tak terbantahkan, semua request tersebut benar-benar berhasil merengkuh hari libur Anda.

Aturan...aturan...aturan..

Fleksibilitas, hmm, Anda bahkan lupa kapan terakhir kali Anda merasakannya. Ide Anda yang jelas-jelas berbobot (bahkan 90% rekan lain mengacung setuju) ditolak mentah-mentah hanya karena tak sesuai dengan aturan perusahaan yang konservatif.

Nada bicaranya itu lho!

Bos bermuka dua memang susah untuk dihadapi. Dia memuji Anda hanya karena menginginkan prestasi yang lebih lagi untuk ke depannya. Selalu saja ada yang kurang di matanya. Kritikan memang penting, namun jika selalu saja ada yang kurang dari kerjaan Anda, maka di matanya Anda tetap kalah dan tidak pernah menang.

Licik

Bos ingin memajukan usahanya dan dia mulai melancarkan aksi liciknya. Salah satunya adalah dengan menjanjikan promosi menggiurkan bagi karyawan yang mau bekerja keras. Bilang ke A begini, ke B begitu, membuat A dan B saling menusuk satu sama lain. Hasilnya A dan B saling berlomba (bahkan bisa jadi saling menjatuhkan karena bersaing memperoleh promosi), dan bos yang diuntungkan dengan usaha maksimal mereka berdua.

Bertahan atau berhenti?

Memang hanya ada 2 pilihan saja untuk menghadapi bos demikian, mau bertahan atau berhenti?

Jika bertahan adalah pilihan Anda, maka usahakan agar diri Anda menghadapi keegoisannya dengan sikap profesional dan tegas, namun tetap sopan. Namun bila Anda memutuskan untuk hengkang, maka tak perlu malu. Suasana kerja seringkali jauh lebih penting daripada berat-tidaknya pekerjaan yang Anda tangani. Jadi, pikir baik-baik sebelum mengambil keputusan ya.(kpl/*)

No comments:

Post a Comment

Print Postingan