.quickedit{display:none;}
“KITA BERBISNIS,BERILMU,BERAMAL”

Sunday, April 29, 2012

Nabi Muhammad SAW Perkasa Karena Puasa


Puasa salah satu sarana meningkatkan kualitas kesehatan batin dan juga fisik. Artinya, puasa yang benar akan menghasilkan kondisi fisik yang prima, serta kondisi batin (intuisi) yang kuat dan tajam. Banyak manusia yang rajin berpuasa, justru usianya semakin panjang dibandingkan dengan orang yang jarang berpuasa. Dalam sebuah penelitian eksperimen, seorang peneliti memberikan makan se-ekor hewan dengan sepuas-puasnya. Kemudian hewan yang satunya hanya diberikan makan dengan sekedaranya (normal). Hasilnya, hewan yang diberi makan dengan puas itu justru lebih cepat mati dari pada hewan yang jarang diberi makan secara rutin.
Walhasil, ajaran Nabi Saw agar supaya berpuasa senin dan kamis, atau puasa dawud sangat bermanfaat bagi kesehatan para pengikutnya. Nabi Saw ingin para pengikutnya sehat jiwa dan raganya. Sehingga kuat di dalam melaksanakan ibadah dan dakwah. Lebih dari itu, Nabi Saw ingin sekali para pengikutnya tidak stres di dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, karena bekerja dan dakwah terbukti menyita waktu dan fikiran. Puasa senin dan kamis ternyata mampu meredam amarah, stres, serta membawa ketenangan lahir dan batin.

Berdasaerkan sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ulama (agamawan) dan peneliti kesehatan. Puasa itu dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tentunya, puasa itu sesuai dengan ajaran dan anjuran Nabi Saw. Seperti saat berbuka mendahulukan; kurma dan air, sebab kurma itu mudah dicerna. Manfaat lain dari puasa ialah, untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh (imun), serta memelihara kesehatan dan kecantikan kulit. Yang lebih menarik lagi, puasa justru dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit. Di dalam sebuah hadis, Nabi Saw pernah menyampaikan:’’ berpuasaah niscaya kalian sehat’’[1]
Ketika membaca hadis:’’ berpuasalah niscaya kalian sehat’’, Syeh al-Harali menjelaskan, bahwa di dalam puasa itu mengisaratkan kebaikan fisik dan ruhani dan juga rejeki.[2] Di dalam kajian linguistic, puasa itu merupakan sebuah perintah, dan hasilnya pasti akan berdampak positif terhadap kesehatan (jasmani dan ruhani). Namun demikian, keberaran hadis ini perlu dibuktikan dalam sebuah kajian ilmiyah. Sebab, hadis ini diktegorikan bukan shohih (dhoif). Ulama’ hadis sepakat, hadis ini bisa digunakan, sebab tidak terkait dengan masalah akidah (tauhid).
Hasil penelitian sangat mengejutkan, puasa dapat membuat awet muda atau menunda proses ketuaan. Supaya kondisi fisik selalu sehat dan bugar, organ-organ tubuh harus mendapatkan kesempatan untuk istirahat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berpuasa. Seorang Kyai yang bernama Mashudi, usianya sudah memasuki 111 tahun, tempat tinggalnya di Malang (Wajak-Poh Kecik). Ternyata, beliau rajin melakukan puasa. Beberapa kali yang hadir dikediamanya, kebetulan beliau waktu puasa. Ketika memasuki magrib, sang Kyai mengajak berbuka bersama. Saat informasi ini ditulis, KH Mashudi masih sehat dan bugar, kondisi fisiknya seperti usia 6o tahun.
Puasa dalam islam bermacam-macam, seperti; puasa wajib (ramadhan), dan sunnah, seperti; senin kamis, dawud, enam Syawwal, sa’ban, rajab, muharam. Esensi puasa semuanya sama, menjaga kondisi pencernaan agar tidak bekerja terus menerus. Dan manfaat puasa bagi kesehatan jasmani dan ruhani benar-benar bisa rasakan oleh setiap umat islam yang melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya orang islam saja, tetapi orang-orang barat juga mengagumi dengan konsep puasa yang dianjurkan oleh Nabi Saw.
Peneliit barat benar-benar ingin membuktikan kebenaran ajaran puasa Nabi Muhammad Saw. Mereka dengan susah paya membuat berbagai penelitian, dengan tujuan untuk mencari kebenaran ilmiyah. Para peneliti itu antara lain: Allan Cott M.D., seorang ahli dari Amerika, Dr. Yuri Nikolayev Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow, dan Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di Amerika.
Tidak satupun dari peneliti, kecuali mengemukakan positif terhadap puasa. Wajar, jika Nabi Saw sangat sehat dan perkasa di dalam menjalankan aktifitas dakwahnya. Dakwah Nabi Saw, bukan di dalam masjid saja, tetapi juga di medan perang dengan mengangkat senjata. Nabi juga tidak diam dirumah, beliau juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Nabi harus mencukupi kebutuhan lahir dan batin istrinya. Nabi juga menjadi pelindung anak yatim, dimana beliau Saw harus memberikan santunan kepada mereka.
Keperkasaan Nabi Saw benar-benar menjadi contoh nyata, bahwa beliau tidak pernah berputus ada di dalam menjalankan roda kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan batin istri-istrinya, Nabi Saw juga tidak pernah kualahan. Ini menjadi sebuah bukti, bahwa puasa senin kamis yang dilakukan Nabi memberikan keperkasaan. Sholat malamnya juga tidak sebentar, 1-3 jama beliau melaksanakan sholat malamnya. Ini karena Nabi Saw, senantiasa menjaga perutnya (puasa). Makanan yang dikonsumsi Nabi sangat berkualitas, seperti; kurma, air zam-zam, madu, dan anngur. Namun, Nabi juga hanya sekedar cukup, tidak pernah berlebihan.
Puasa senin kamis juga mengajari manusia hidup ekonomis. Apalagi dalam kondisi ekonomi Indonesia yang sedang sulit dan ruwet. Puasa bisa menjadi salah satu solusi agar hidup hemat dan tidak boros. Gejala-gejala pola hidup tidak sehat, seperti; wisata kuliner, makan siap saji (Pizza, KFC, MD), dengan kolesterol tinggi sudah menjadi bagian dari pola hidup masyarakat Indonesia dan dunia. Pola makan itu sama dengan Bunuh Diri di atas Meja Makan. Gerakan puasa senin kamis perlu digalakkan agar masyarakat menjadi hemat dan sehat lahir dan batin, plus mendapatkan pahala dari Allah Saw, karena mengikuti Sunnah Nabi Saw.


[1] . Al-Manawi, 1988. Al-Taisir Bi Sarhi al-Jami al-Shogir (Maktabah Imam al-Syafii- Al-Riyad), hlm 2/187.
[2] . Faidu al-Qodir 4/280 (Maktabah al-Syamilah), 2009.

No comments:

Post a Comment

Print Postingan