Puasa salah satu sarana meningkatkan
kualitas kesehatan batin dan juga fisik. Artinya, puasa yang benar akan
menghasilkan kondisi fisik yang prima, serta kondisi batin (intuisi) yang kuat
dan tajam. Banyak manusia yang rajin berpuasa, justru usianya semakin panjang
dibandingkan dengan orang yang jarang berpuasa. Dalam sebuah penelitian
eksperimen, seorang peneliti memberikan makan se-ekor hewan dengan
sepuas-puasnya. Kemudian hewan yang satunya hanya diberikan makan dengan
sekedaranya (normal). Hasilnya, hewan yang diberi makan dengan puas itu justru
lebih cepat mati dari pada hewan yang jarang diberi makan secara rutin.
Walhasil, ajaran Nabi Saw agar
supaya berpuasa senin dan kamis, atau puasa dawud sangat bermanfaat bagi
kesehatan para pengikutnya. Nabi Saw ingin para pengikutnya sehat jiwa dan
raganya. Sehingga kuat di dalam melaksanakan ibadah dan dakwah. Lebih dari itu,
Nabi Saw ingin sekali para pengikutnya tidak stres di dalam melaksanakan
aktifitas sehari-hari, karena bekerja dan dakwah terbukti menyita waktu dan
fikiran. Puasa senin dan kamis ternyata mampu meredam amarah, stres, serta
membawa ketenangan lahir dan batin.
Berdasaerkan sejumlah pendapat yang
dikemukakan oleh para ulama (agamawan) dan peneliti kesehatan. Puasa itu dapat
memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Tentunya, puasa itu sesuai dengan ajaran dan anjuran Nabi Saw. Seperti saat
berbuka mendahulukan; kurma dan air, sebab kurma itu mudah dicerna.
Manfaat lain dari puasa ialah, untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres,
meningkatkan daya tahan tubuh (imun), serta memelihara kesehatan dan kecantikan
kulit. Yang lebih menarik lagi, puasa justru dapat menyehatkan badan dan dapat
membantu penyembuhan bermacam penyakit. Di dalam sebuah hadis, Nabi Saw pernah
menyampaikan:’’ berpuasaah niscaya kalian sehat’’[1]
Ketika
membaca hadis:’’ berpuasalah niscaya kalian sehat’’, Syeh
al-Harali menjelaskan, bahwa di dalam puasa itu mengisaratkan kebaikan fisik
dan ruhani dan juga rejeki.[2]
Di dalam kajian linguistic, puasa itu merupakan sebuah perintah, dan hasilnya
pasti akan berdampak positif terhadap kesehatan (jasmani dan ruhani). Namun
demikian, keberaran hadis ini perlu dibuktikan dalam sebuah kajian ilmiyah.
Sebab, hadis ini diktegorikan bukan shohih (dhoif). Ulama’ hadis
sepakat, hadis ini bisa digunakan, sebab tidak terkait dengan masalah akidah
(tauhid).
Hasil
penelitian sangat mengejutkan, puasa dapat membuat awet muda atau menunda
proses ketuaan. Supaya kondisi fisik selalu sehat dan bugar, organ-organ tubuh
harus mendapatkan kesempatan untuk istirahat. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan berpuasa. Seorang Kyai yang bernama Mashudi, usianya sudah memasuki 111
tahun, tempat tinggalnya di Malang (Wajak-Poh Kecik). Ternyata, beliau rajin
melakukan puasa. Beberapa kali yang hadir dikediamanya, kebetulan beliau waktu
puasa. Ketika memasuki magrib, sang Kyai mengajak berbuka bersama. Saat
informasi ini ditulis, KH Mashudi masih sehat dan bugar, kondisi fisiknya
seperti usia 6o tahun.
Puasa dalam
islam bermacam-macam, seperti; puasa wajib (ramadhan), dan sunnah, seperti;
senin kamis, dawud, enam Syawwal, sa’ban, rajab, muharam. Esensi puasa semuanya
sama, menjaga kondisi pencernaan agar tidak bekerja terus menerus. Dan manfaat
puasa bagi kesehatan jasmani dan ruhani benar-benar bisa rasakan oleh setiap
umat islam yang melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya orang islam
saja, tetapi orang-orang barat juga mengagumi dengan konsep puasa yang
dianjurkan oleh Nabi Saw.
Peneliit
barat benar-benar ingin membuktikan kebenaran ajaran puasa Nabi Muhammad Saw.
Mereka dengan susah paya membuat berbagai penelitian, dengan tujuan untuk
mencari kebenaran ilmiyah. Para peneliti itu antara lain: Allan Cott M.D.,
seorang ahli dari Amerika, Dr. Yuri Nikolayev Direktur bagian diet pada Rumah
Sakit Jiwa Moskow, dan Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat
“Fultonia” di Amerika.
Tidak
satupun dari peneliti, kecuali mengemukakan positif terhadap puasa. Wajar, jika
Nabi Saw sangat sehat dan perkasa di dalam menjalankan aktifitas dakwahnya.
Dakwah Nabi Saw, bukan di dalam masjid saja, tetapi juga di medan perang dengan
mengangkat senjata. Nabi juga tidak diam dirumah, beliau juga bekerja untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Nabi harus mencukupi kebutuhan lahir dan batin
istrinya. Nabi juga menjadi pelindung anak yatim, dimana beliau Saw harus
memberikan santunan kepada mereka.
Keperkasaan Nabi Saw benar-benar
menjadi contoh nyata, bahwa beliau tidak pernah berputus ada di dalam
menjalankan roda kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan batin istri-istrinya,
Nabi Saw juga tidak pernah kualahan. Ini menjadi sebuah bukti, bahwa puasa
senin kamis yang dilakukan Nabi memberikan keperkasaan. Sholat malamnya juga
tidak sebentar, 1-3 jama beliau melaksanakan sholat malamnya. Ini karena Nabi
Saw, senantiasa menjaga perutnya (puasa). Makanan yang dikonsumsi Nabi sangat
berkualitas, seperti; kurma, air zam-zam, madu, dan anngur. Namun, Nabi juga
hanya sekedar cukup, tidak pernah berlebihan.
Puasa senin kamis juga mengajari
manusia hidup ekonomis. Apalagi dalam kondisi ekonomi Indonesia yang sedang
sulit dan ruwet. Puasa bisa menjadi salah satu solusi agar hidup hemat dan
tidak boros. Gejala-gejala pola hidup tidak sehat, seperti; wisata kuliner,
makan siap saji (Pizza, KFC, MD), dengan kolesterol tinggi sudah menjadi
bagian dari pola hidup masyarakat Indonesia dan dunia. Pola makan itu sama
dengan Bunuh Diri di atas Meja Makan. Gerakan puasa senin kamis
perlu digalakkan agar masyarakat menjadi hemat dan sehat lahir dan batin, plus
mendapatkan pahala dari Allah Saw, karena mengikuti Sunnah Nabi Saw.
[1] . Al-Manawi, 1988. Al-Taisir Bi
Sarhi al-Jami al-Shogir (Maktabah Imam al-Syafii- Al-Riyad), hlm 2/187.
No comments:
Post a Comment