.quickedit{display:none;}
“KITA BERBISNIS,BERILMU,BERAMAL”

Friday, September 23, 2011

Peranan Ilmu Dalam Islam

Telah menjadi fitrah murni setiap manusia, apa pun kaum atau bangsa, suka kepada ilmu. Justru itulah setiap orang berlomba-lomba menuntut dan mencari ilmu di dalam berbagai-bagai bidang. Pada Islam ia didorong kembali oleh ajaran agamanya. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: “... supaya Allah meninggikan darjat orang yang beriman di kalangan kamu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa darjat.” (Al Mujadalah: 11)
Sabda Rasulullah SAW:

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib ke atas setiap muslimin dan muslimat.”
Sabda baginda lagi:
Artinya: “Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang abid seperti kelebihanku atas orang yang terendah dari umatku.” (Riwayat At Tarmizi)

Artinya: “Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang abid ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang.” (Riwayat Abu Daud)
Dalam Islam, menuntut ilmu itu adalah wajib, ilmu itu sendiri ada yang fardhu ain, ada yang fardhu kifayah. Manusia suka menuntut ilmu karena memandang peranan ilmu itu di dalam kehidupan sangat memberi faedah-faedah dan memberi kesan, antaranya:
1. Orang yang bodoh susah berhadapan dengan kehidupan yang bersimpang-siur dan pancarobanya, maka perlu ilmu untuk berhadapan dengannya.
2. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang ekonomi
3. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang pembangunan.
4. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang perhubungan.
5. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam bidang ketenteraan dan persenjataan.
6. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat maju di dalam berbagai-bagai bidang yang lain.
7. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat memberi makan otak dan jiwa.
8. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat menjadi kawan di waktu dan suasana apapun.
9. Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat membawa kehidupan yang mudah dan senang.
10. Dengan ilmu pengetahuan manusia biasa dapat menguasai orang atau kaum dan bangsa-bangsa yang bodoh.
11. Dengan ilmu pengetahuan manusia dihormati dan disegani orang.
12. Dengan ilmu pengetahuan manusia mudah membuat kerja yang susah.
13. Dengan ilmu pengetahuan manusia mudah mendapat kejayaan dunia dan Akhirat.
14. Dengan ilmu pengetahuan manusia biasa dia memimpin orang yang bodoh.
15. Dengan ilmu pengetahuan jarang orang menjadi miskin.
16. Dengan ilmu pengetahuan manusia mendapat harta dan kekayaan.
17. Dengan ilmu pengetahuan manusia mendapat kuasa.
Walaupun telah menjadi fitrah manusia suka dengan ilmu pengetahuan dan berusaha mencarinya, namun tidak semua orang dapat memiliki ilmu yang banyak dan tinggi. Di antara sebabnya adalah seperti berikut:
1. Karena seseorang itu Allah Taala telah takdirkan lemah akal fikirannya. Dengan sebab itu dia tidak mampu menimba ilmu yang banyak.
2. Mungkin seseorang itu tidak dapat peluang belajar dengan cukup karena kemiskinan dan kesusahan hidup.
3. Kerana tidak ada peluang-peluang kemudahan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang tinggi seperti tempat belajar jauh.
4. Karena ditakdirkan oleh Allah Taala selalu sakit atau kecacatan anggota maka tidak cergas dalam menuntut ilmu.
5. Karena seseorang itu cepat berkahwin maka terhalanglah untuk mendapat ilmu yang banyak.
6. Karena seseorang itu atau sesuatu kaum atau bangsa itu tidak bersungguh-sungguh menuntut ilmu pengetahuan atau malas menuntut ilmu.
Di antara sumber-sumber ilmu ialah:
1. Melalui belajar dan membaca, membuat kajian.
2. Melalui pengalaman.
3. Bagi rasul atau nabi melalui wahyu.
4. Bagi orang yang bertaqwa, melalui ilham.
Orang yang menuntut dan mencari ilmu ada beberapa golongan. Di antaranya adalah:
1. Menuntut dan mencari ilmu karena ilmu semata-mata. Dia sangat senang, mabuk dan asyik dengan ilmu. Inilah golongan orang yang mencari ilmu karena ilmu semata-mata atau golongan mabuk ilmu.
2. Orang  yang mencari ilmu karena menginginkan kekayaan dan harta dunia. Dengan ilmu yang banyak dan tinggi, dapat menjabat pada jabatan yang tinggi dan dapat gaji besar. Dengan ilmu juga orang menjadi pandai berniaga. Dengan berniaga, akan mendapat kekayaan dan harta. Inilah golongan menggunakan ilmu untuk mendapat kekayaan.
3. Ada orang mencari ilmu karena ingin menjadi pemimpin. Seseorang yang hendak menjadi pemimpin mesti ada ilmu. Kalau tidak, sudah tentu tidak dapat memimpin orang. Atas sebab ini, ada golongan memburu ilmu. Inilah golongan yang menggunakan ilmu untuk menjadi pemimpin.
4. Ada setengah golongan bersungguh-sungguh mencari ilmu karena ingin nama dan glamour. Agar  orang menganggap dia golongan intelek. Moga-moga dia dihormati orang dan moga-moga namanya masyhur. Inilah golongan ahli ilmu yang inginkan nama.
5. Ada orang belajar ilmu karena hendak keluar dari kebodohan dan kejahilan. Agar jangan orang memandang hina. Jahil itu dipandang tidak baik. Maka mereka pun belajar ilmu pengetahuan hingga menjadi orang yang pandai. Inilah golongan ahli ilmu yang mendapatkan ilmu agar tidak terhina.
6. Ada orang menuntut dan mencari ilmu karena ingin membangun dan maju demi kedaulatan dan kemegahan bangsa dan negara. Agar jangan bangsanya mundur dan terhina. Inilah golongan ahli ilmu yang berfahaman nasionalisme.
7. Orang yang menuntut ilmu karena perintah Allah Taala. Juga dengan tujuan agar dapat mengamalkan ilmu supaya dapat mengabdikan dan mendekatkan diri kepada Allah Taala. Moga-moga dengan itu mendapat keredhaan Allah Taala dan terselamat dari kehinaan di dunia dan di Akhirat. Golongan ini  menggunakan ilmu untuk membangunkan ekonomi, ketenteraan, pertanian, bangunan, sekolah, pemerintahan, jalan raya dan lain-lain lagi. Ia adalah dengan tujuan agar dapat melindungi iman, memperkuatkan syariat, membesarkan syiar Tuhan dan mendaulatkan hukum-hukum Tuhan. Justru itu, di dalam membangun melalui ilmunya, mereka sangat menjaga syariat, terlalu menjaga halal dan haram, tidak lari daripada disiplin Islam hingga seluruh usaha dan kemajuan yang dibangunkan menjadi ibadah, menjadi amal soleh, dianggap jihad fisabilillah dan diberi pahala yang besar oleh Allah Taala yang Maha Pemurah. Inilah golongan ahli ilmu yang bertaqwa.
Kita umat Islam, dalam menuntut dan mencari ilmu biarlah menjadi golongan yang ketujuh itu, yaitu mencari ilmu karena Allah Taala. Kalau bukan karena Allah Taala, termasuk orang yang rugi. Kalaupun mendapat untung di dunia, namun rugi di Akhirat karena masuk Neraka. Wal‘iyazubillah.
Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Siapa yang menuntut ilmu dengan maksud untuk bersaing dengan para ulama atau untuk mujadalah dengan orang-orang yang jahil atau untuk mengambil perhatian manusia, ia akan masuk Neraka.”
Sabda baginda lagi:
Artinya: “Barang siapa yang bertambah ilmunya tetapi tidak bertambah amalannya dia akan bertambah jauh dari Allah.”
Sajak 1
Ilmu Penyuluh Hidup
Bagi orang mukmin, ilmu adalah penyuluh hidupnya!
Pengalamannya adalah pengajaran, iktibar dan penasihatnya
Takutnya kepada Tuhan adalah pengawal diri
Sabarnya adalah perisai hidupnya
Redha dengan Tuhan karena baik sangka dengan Tuhannya
Tawakalnya adalah harapan masa depannya
Bacaan Al Quran adalah hiburannya
dan bercakap-cakap dengan Tuhan
Juga perbualannya dengan Tuhan Pencipta manusia
Selawat adalah penyejuk dan pelembut hatinya
Doa dan permintaannya kepada Tuhannya tanda dia hamba
Hamba adalah hina, lemah,
memerlukan pertolongan Tuhannya
Shalatnya adalah pembaharuan ikrar
dan membaharukan syahadah
Serta membersihkan jiwa dari mazmumah
Begitulah peranan setengah daripada sifat-sifat mahmudah
Juga setengah dari peranan mendirikan shalat
Kalau begitu coba gambarkan
orang yang tidak shalat
Yang juga memiliki sifat-sifat mazmumah
Artinya segala masalah berkumpul di kepala dan jiwanya
Bagaimana tidak menderita dan tersiksa
Mampukah menanggungnya?!
Lepas ekspedisi
28 – 09 – 1999
Sajak 2
Berlindung dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat
Marilah kita berlindung dengan Allah
daripada ilmu yang tidak memberi manfaat
Karena ia akan menjadi beban di Akhirat
Bahkan ia akan melaknat
Sohibul ilmi masuk ke dalam Neraka
500 ratus lebih dahulu daripada penyembah berhala
Ilmu yang tidak memberi manfaat, niat bukan karena Allah
Bila diperolehinya hanya untuk mujadalah dan bermegah-megah
Untuk diforum-forumkan dan disyarah-syarahkan,
bukan diamalkan, tapi penuh dengan ujub dan riyak
Mementingkan kertas kerja jadi budaya,
kemudian mesti diberi upah
Setiap apa yang hendak disampaikan mesti ada ganjarannya
Kalau tidak, ilmu tidak akan disampaikan
Makin bertambah ilmu, makin nampak bongkak
dan sombongnya
Dan terasa ‘orang luar biasa’ dengan ilmunya
Jika ada orang yang lebih darinya, sakit hatinya
Bila berbincang dia mau menang saja
Kalau kebenaran itu datang daripada orang lain,
susah mau menerimanya
Gambaran peribadi Rasulullah SAW tidak ada pada dirinya
Peribadinya seperti orang biasa, bahkan nampak angkuhnya
Orang ini tidak akan bergaul
dengan orang yang dipandang rendah
Kecuali keadaan memaksanya
Inilah dia ulama suk yang disabdakan oleh Rasulullah
Kita disuruh jauhi mereka
Bahkan disuruh takut lebih daripada seekor singa yang galak
Karena ia akan melalaikan, bisa jadi menyesatkan

No comments:

Post a Comment

Print Postingan